Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia mengadakan The 5th Creative Industry yang merupakan workshop dan seminar bertemakan Expansion of the Fashion Industry pada Jumat, 21 Mei 2021 hingga Sabtu, 22 Mei 2021 secara virtual melalui Zoom.
Hari pertama The Creative Era dimulai dengan sesi pembuka yang mengangkat judul The Potential to Elevate Indonesia’s Economy. Menghadirkan Sandiaga Uno (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif), Handoko Hendroyono (Co-Founder Mbloc Space dan Kebun Ide, Produser, Penulis), dan Irfan Wahid (Creativepreneur dan ahli strategi komunikasi). Dalam seminar tersebut Irfan Wahid menyinggung bahwa sebagai anak muda harus memiliki skill dan keterampilan yang beragam serta mampu melihat peluang bisnis dengan baik. Menurut beliau, pada 2030 mendatang Indonesia akan mendapatkan bonus demografi usia produktif (20-46 tahun), sedangkan Handoko Hendroyono membahas tentang bagaimana kita sebagai generasi muda dapat melestarikan kebudayaan Indonesia yang sesuai dengan perkembangan zaman melalui cultural relevance yang dimulai dari membuat content yang relevan dengan kebiasaan masyarakat lalu membuat business model yang akhirnya menciptakan sebuah ekosistem serta pentingnya sebuah kolaborasi.
Dilanjutkan dengan workshop berjudul Business Model Canvas 101 yang akan membahas seluk-beluk dari bisnis yang ideal. Workshop ini diisi oleh Arry Rahmawan yang merupakan instruktur model bisnis dan juga seorang dosen. Dalam workshop tersebut beliau membahas mengenai manfaat dari BMC dan penjelasan lengkap mengenai BMC itu sendiri.
Hari kedua The Creative Era dibuka dengan seminar berjudul A Good Start is Half the Battle. Ayla Putri (Co-Founder dan Creative Director dari Saroong Atelier) dan Rakha Irdiansyah (Co-Founder dari Kainkan) menjadi narasumber di seminar pembuka hari kedua ini. Menurut Ayla dan Rakha, dalam membuat sebuah brand yang kuat haruslah memiliki kepercayaan yang tinggi kepada rekan bisnis, konsistensi dalam bekerja, percaya diri dengan ciri khas dan kelebihan brand yang dapat menarik konsumen, cari strategi bisnis yang paling cocok dengan karakteristik brand, berusaha untuk mendekati konsumen dan mengakrabkannya dengan brand, miliki niche atau sektor pasar yang sudah difokuskan dan ditargetkan dari produk, dan tanamkan bahwa kompetitor bukanlah musuh.
Hari kedua The Creative Era dibuka dengan seminar berjudul A Good Start is Half the Battle. Ayla Putri (Co-Founder dan Creative Director dari Saroong Atelier) dan Rakha Irdiansyah (Co-Founder dari Kainkan) menjadi narasumber di seminar pembuka hari kedua ini. Menurut Ayla dan Rakha, dalam membuat sebuah brand yang kuat haruslah memiliki kepercayaan yang tinggi kepada rekan bisnis, konsistensi dalam bekerja, percaya diri dengan ciri khas dan kelebihan brand yang dapat menarik konsumen, cari strategi bisnis yang paling cocok dengan karakteristik brand, berusaha untuk mendekati konsumen dan mengakrabkannya dengan brand, miliki niche atau sektor pasar yang sudah difokuskan dan ditargetkan dari produk, dan tanamkan bahwa kompetitor bukanlah musuh.
Seminar sesi kedua di hari kedua yang sekaligus menjadi penutup acara The Creative Era : Expansion of the Fashion Industry diisi oleh Paula Anselmi (CO-Founder dari KURVE) dan Monique Soeriaatmadja (Owner dan Creative Director dari alex[a]lexa) yang membahas Sustainability as a Key to Victory. Sustainability tidaklah hanya dari faktor pemilihan bahan dan proses dalam membuat pakaian, namun juga bagaimana caranya agar brand atau bisnis yang dimiliki dapat bertahan lama. Langkah sustainability Paula yang dilakukan di brand KURVE adalah membuat stok baju yang tidak terlalu banyak sehingga tidak ada dead stock atau barang yang tidak lagi dapat dijuali, tidak membuat terlalu banyak warna dalam satu model, bahan yang digunakan tentulah berkualitas tinggi sehingga dapat bertahan lama. Sedangkan langkah yang dilakukan Monique dalam sustainability brandnya adalah menjadi pionir penjual masker kain diawal pandemi, hal ini berhasil membuat alex[a]lexa bertahan. Selain itu alex[a]lexa juga menggunakan kain berkualitas yang dapat bertahan dalam jangka waktu lama, dan mengadakan defect sale sehingga tidak ada satu pakaian pun yang terbuang sia-sia.